Nama : Novenda Durrin Riza
NIM : 01209072
Mat.kul:
Manajemen Karir
Jawaban UTS Manajemen Karir :
1. Jalur karir adalah pola urutan pekerjaan
(Pattern of Work Sequence) yang harus dilalui pegawai untuk mencapai suatu tujuan karir Manajemen
karir adalah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk memilih, menilai,
menugaskan, dan mengembangkan para karyawannya guna menyediakan suatu kumpulan
orang-orang yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
Manajemen karir
adalah proses pengelolaan karir pegawai yang meliputi tahapan kegiatan perencanaan
karir, pengembangan dan konseling karir, serta pengambilan keputusan karir.
Manajemen karir melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang bersangkutan
dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi secara keseluruhan. Oleh
karena itu manajemen karir mencakup area kegiatan yang sangat luas.
Spokane (1991:17) konseling karir merupakan aktifitas yang bertujuan
terentaskannya kesanggupan individu untuk mewujudkan keputusan-keputusan
karirnya. Lynne Bezanson dan Arhur Monsebraten(1984:7) mengemukakan lebih lengkap
defenisi konseling karir yaitu wawancara diantara konselor dan klien
yang dititik beratkan dalam mengenai dan membahas kemungkinan-kemungkinan
pekerjaan, jabatan atau karir klien, menetapkan tujuan pekerjaan secara
realistis, mengenal cara peemecahan masalah dan tindakan-tindakan korektif yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan dan mengimplementasikan suatu rencana
ke arah dunia kerja.
Tujuannya untuk membantu klien mewujudkan
keberhasilannya dalam upaya mengintegrasikan dirinya ke dalam dunia kerja dan
menyesuaikan dirinya dengan tuntutan dunia kerja yang tepat.
2. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KARIR
Secara luas, manajemen karir meliputi seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pekerjaan pegawai. Kegiatan ini di mulai dari proses penarikan (rekrutmen) pegawai, penempatan pegawai, pengembangan pegawai, dan berakhir pada pemberhentian pegawai. Walker (1980) misalnya, membuat sederetan issue dalam manajemen karir. Ia mengkaitkannya dengan berbagai kegiatan perencanaan ketenagakerjaan. Berikut adalah tabel Walker (sesuai penyesuaian seperlunya oleh penulis).
Tabel 1. Ruang Lingkup Manajemen Karir
Aspek Manajemen
Karir Tenaga Terja |
Kegiatan Perencanaan
|
Rekrutmen
· Menarik pelamar kerja
· Menentukan persyaratan penerimaan
pegawai
· Seleksi calon pegawai
· Orientasi dan latihan pra jabata
|
· Mengetahui jml calon pegawai yg
tersedia
· Memanfaatkan biro iklan Depnaker –
Menentukan kebutuhan staf
· Menentukan persyaratan kepegawaian
· Membuat pengumuman perekrutan
· Menentukan proses seleksi
· Menentukan strategi orientasi
· Mencari cara meminimalkan biaya
perekrutan
|
Penempatan
· Menentukan persyaratan kerja dan
jalur karir
· Menetukan sistem penempatan
· Menentukan pekerjaan yang membutuhkan
pegawai baru
· Menentukan prosedur seleksi
· Mendesain manajemen/program seleksi
· Menentukan seleksi relokasi
|
· Menentukan persyaratan kerja jalur
kerja rumpun pekerjaan
· Menentukan cara pembuatan sistem
penempatan pegawai
· Menentukan derajat keterlibatan
pegawai dalam proses penempatan
· Memvalidasi prosedur selesksi pegawai
· Mengelola pegawai yang berpotensi
tinggi untuk meniti karir secara tepat
· Mencari cara meminimalkan akibat
buruk dari relokasi pegawai
|
Pelatihan dan Pengembangan
· Menentukan mekanisme
· Perencanaan karir individual
· Merancang dan mengembangkan program
· Riset dan evaluasi
|
· Menyediakan sarana dan prasarana bagi
pegawai untuk melakukan perencanaan karir mereka sendiri
· Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
dan pengembangan
· Mencari strategi pengembangan yang
paling efektif-efisien
· Mengevaluasi prog pengembangan
|
Dekrutmen
· Pemberhentian
· Pensiun
· Demosi dan transfe
|
· Menentukan kebijakan dan filosofi
tentang perjenjangan karir
· Menentukan kebiajakn tentang
pemberhentian pegawai
· Menentukan kebijakan tentang pensiun
pegawai
|
Kita lihat dari
tabel tersebut bahwa manajemen karir dapat meliputi segala urusan yang
bersangkutan dengan pegawai dan tugas yang diberikan kepadanya. Lebih jauh
lagi, manajemen karir sesungguhnya juga menjangkau hal-hal yang bersifat
kualitatif dan sukar diukur seperti keinginan dan harapan pegawai dalam hidup
dan pekerjaannya.
3.
Berikut ini
adalah gambaran singkat bagaimana membangun sistem pengembangan karir di dalam
organisasi:
Tentukan dulu filosofi perusahaan
mengenai bagaimana seorang karyawan dapat mengembangkan karirnya di perusahaan,
misalnya:
o
Apakah
dasar atau kriteria bagi karyawan untuk naik jabatan (pergerakan
vertikal) maupun pindah bagian (pergerakan horisontal) di dalam perusahaan?
Kriteria ini bisa beragam, misalnya prestasi kerja karyawan selama beberapa tahun terakhir, seberapa jauh karyawan memenuhi kebutuhan kompetensi dan kualifikasi (sertifikasi, tingkat pendidikan, pengalaman kerja) dari posisi tujuan, tersedianya (kosongnya) posisi tujuan, kesamaan jenis usaha dll.
vertikal) maupun pindah bagian (pergerakan horisontal) di dalam perusahaan?
Kriteria ini bisa beragam, misalnya prestasi kerja karyawan selama beberapa tahun terakhir, seberapa jauh karyawan memenuhi kebutuhan kompetensi dan kualifikasi (sertifikasi, tingkat pendidikan, pengalaman kerja) dari posisi tujuan, tersedianya (kosongnya) posisi tujuan, kesamaan jenis usaha dll.
o
Tentukan
apakah perpindahan bagian dapat dilakukan pada setiap tingkatan jabatan atau
dibatasi, misalnya, hanya pada tingkat karyawan pemula/junior dan tingkat
manajemen saja? Berapa kali seorang pegawai dapat pindah bagian?
Beberapa organisasi membatasi
pergerakan antar bagian hanya terjadi pada tingkat awal dan senior, sementara
yang lain tidak membatasi.
Dalam konteks perusahaan yang banyak
ragam kegiatan usahanya seperti di atas, tentukan dulu sejauh mana perusahaan
ingin memberikan ruang-gerak bagi karyawan dalam membangun karirnya di dalam
organisasi. Bila sangat bebas terbuka, berarti perusahaan perlu membangun
karyawan ‘generalists’, yang memiliki kompetensi untuk bekerja pada berbagai
ragam kegiatan usaha.
Sementara bila dibatasi, berarti
perusahaan cenderung akan fokus membangun karyawan yang fokus pada bidang
usahanya. Atau kombinasi di antara keduanya?
Pilihan model yang ada akan memberikan
implikasi pada fleksibilitas karyawan dalam membangun karirnya, perencanaan
tenaga-kerja maupun investasi perusahaan di dalam mengembangkan kemampuan
karyawannya.
Bagi pegawai, perencanaan karir
ditingkat organisasi tidak akan dianggap penting bila tidak ada sangkut pautnya
dengan karir sipegawai tersebut. Karena itu, perencanaan karir ditingkat
organisasi harus bias “diterjemahkan” menjadi perencanaan karir ditingkat
individu pegawai.
Telah dijelaskan bahwa perjalanan karir
seorang pegawai dimulai sejak dia masuk ke sebuah organisasi, dan berakhir
ketika ia berhenti bekerja di organisasi itu.
4.
5 syarat perencanaan karir pegawai
o
Dialog
Melalui
dialog inilah diharapkan timbul saling pengertian antara pegawai dan organisasi
tentang prospek masa depan si pegawai.
o
Bimbingan.
Melalui bimbingan inilah pegawai dituntun untuk memahami
berbagai informasi tentang karir mereka. Misalnya, pegawai dibimbing untuk
mengetahui tujuan karir yang dapat mereka raih (jangka pendek atau jangka
panjang), persyaratan untuk mencapai tujuan karir tersebut, serta usaha-usaha
apa yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efisien.
o
Keterlibatan individual
Setiap individu pegawai seharusnya dilibatkan dalam proses
perencanaan karir. Mereka harus diberi kesempatan berbicara dan memberikan
masukan dalam proses tersebut. Jika tidak maka perencanaan karir akan berjalan
timpang karena hanya dilihat dari sisi kepentingan organisasi belaka.
o
Umpan balik.
Jika dipromosikan, mereka berhak tahu mengapa mereka
dipromosikan. Bila tidak terjadi perubahan karir dalam waktu yang cukup lama,
mereka juga berhak tahu mengapa hal ini terjadi. Pegawai berhak bertanya. Organisasi
berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut.
o
Mekanisme perencanaan karir.
Tata cara atau prosedur yang ditetapkan agar proses
perencanaan karir dapat dilaksanakan sebaik- baiknya. Dalam mekanisme
perencanaan karir ini harus diusahakan agar empat hal di atas (dialog,
bimbingan, keterlibatan individual, dan umpan balik) dapat terwadahi.
5.
Menurut konsep Schein dalam Dubrin (1989: 600) factor yang
mempengaruhi pengembangan karir adalah :
a.
Kemampuan manajerial
b.
Kemampuan Teknis
c.
Keamanan
d.
Kreativitas
e.
Otonomi Kebebasan
6.
Peranan organisasi
o
Komunikasikan misi, kebijakan dan prosedur
o
Berikan peluang pelatihan dan pengembangan
o
Berikan informasi karir dan program karir
o
Tawarkan satu keanekaragaman pilihan karir.
7.
Ada satu hal yang saya resapi dan saya pahami dalam mata
kuliah ini, yakni mengenai pengembangan karir. Ini sangat bermanfaat bagi diri
saya khususnya. Karena dengan mempelajari materi tersebut, saya lebih mengerti
bagaimana kita mengembangkan karir kita dan jenjang karir kita ubtuk lebih
tertata dengan baik.
Materi yang saya ingin dapatkan lagi yakni mengenai bagaimana kita bisa mempertahankan apa yang sudah kita dapatkan dalam karir kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar